Merdeka.com – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menetapkan pasangan calon gubernur Marianus Sae dan wakilnya Emy Nomleni untuk maju dalam Pilgub Nusa Tenggara Timur (NTT) 2018. Namun keputusan DPP PDIP tersebut mematik kekecewaan simpatisan PDIP di NTT. Mereka kecewa lantaran janji untuk mengakomodir kader tulen tidak ditepati oleh DPP.
Misalnya Remigius Bria Seran, salah satu simpatisan PDIP di kabupaten Malaka ini mengaku sangat kecewa terhadap putusan hari ini, karena mengabaikan sejumlah kader potensial dalam internal PDIP.
“Saya rasa ini sebuah penghinaan kepada kami sebagai pencinta partai moncong putih. Partai yang kami kenal sebagai partai yang memperjuangkan rakyat kecil, tapi hari ini telah mengabaikan kader-kader partai yang sudah susah payah dan berdarah-darah membesarkan PDIP,” katanya.
Remigius menambahkan, penetapan DPP yang mengabaikan kader telah melahirkan rasa takut masyarakat, untuk meniti karir di partai dari titik paling bawah. Sehingga dia menilai, tindakan PDIP itu hanya melahirkan pragmatisme politik belaka karena untuk menjadi pemimpin, tidak perlu bekerja keras mengurus partai.
“Cukup cari duit saja untuk sampai kita kaya, setelah kita kaya baru masuk partai untuk maju jadi pemimpin. Karena putusan DPP hari ini tidak memberikan pembelajaran secara idelogis tapi sebuah pragmatisme politik semata,” ujarnya.
Keputusan DPP akan mendapat perlawanan yang luar biasa dari masyarakat yang mencintai PDIP sebagai partai orang kecil.
“Kami katakan siap melawan keputusan ini dengan mengkampanyekan untuk tidak memilih pasangan Marianus – Emy. Siapa itu Marianus, dia bupati Ngada yang dibesarkan oleh PDIP tapi kemudian balik lawan PDIP. Di Ngada dia mengkampanyekan untuk lawan PDIP eh hari ini dia diakomodir oleh DPP. Wahai orang DPP buka mata sekarang,” kritik Remigius.
Alfons Lette simpatisan PDIP di kabupaten Belu juga mengatakan hal yang sama. Baginya keputusan tersebut tidak mencerminkan PDI Perjuangan sebagai partai kader. Malah lebih sebagai partai yang baru lahir kemarin karena mengabaikan kader potensial diinternal PDIP yang sudah susah payah berjuang untuk kebesaran partai.
Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Dolvianus Kolo, mengatakan dirinya tidak akan tunduk dan taat pada Surat Keputusan (SK) DPP PDI Perjuangan, terkait dengan penetapan Calon Gubernur NTT Non Kader dalam perhelatan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT kali ini.
“Partai ini lagi semangat-semangatnya menggelar kaderisasi tapi kenapa dalam hajatan demokrasi seperti ini bukan kader yang disodorkan, ini bentuk pengangkangan terhadap partai kader sehibgga saya tegas menolak untuk tunduk pada SK DPP jika Cagub non kader PDIP yang ditetapkan,” tegasnya.
Dolvianus menambahkan, NTT merupakan basis PDIP sehingga apabila bukan kader yang ditetapkan maka pasti ada penolakan besar-besaran dari rakyat. PDIP juga merupakan partai incumbent di NTT, sehingga apabila bukan kader sendiri yang disodorkan maka pasti akan menuai kekalahan besar. [ded]