Merdeka.com – Produsen smartphone global Vivo Indonesia menyatakan tengah memperluas pabrik perakitannya di Cikupa, Tangerang. Pabrik yang resmi beroperasi pada bulan Maret tahun 2016, memiliki luas area 8.000 m2 dengan jumlah karyawan sekitar 1.000 orang.
Dengan selesainya perluasan pabrik nantinya, tak menutup kemungkinan jumlah produksinya juga akan berimbas terhadap penambahan karyawan. Perluasan pabrik juga, diklaim seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat.
Menurut Produk Enginer Vivo Dodik Adhi Kris Nugroho, setiap bulannya Vivo Indonesia mampu memproduksi ratusan ribu unit smartphone dari berbagai seri. Namun jumlah tersebut fluktuatif.
“Tergantung momentumnya seperti apa. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Tapi kalau di rata-rata berkisar ratusan ribu unit per bulan,” kata dia kepada awak media saat melakukan kunjungan di pabrik Vivo Indonesia, Tangerang, Banten, Kamis (24/8).
Momentum yang dimaksud itu, menurut PR Manager Vivo Indonesia, Tyas K. Rarasmurti, seperti Lebaran dan aktivitas promosi. Faktor-faktor seperti itulah yang membuat melonjaknya jumlah produksi.
Walaupun jumlah produksi meningkat, Vivo sesumbar bahwa kualitas produknya tak bisa ditawar. Dikatakan Dodik, setiap perakitan unit smartphone Vivo telah melalui proses produksi yang diawasi oleh para teknisi ahli.
“Tidak hanya itu, setiap unit smartphone juga akan melalui uji kualitas ketat yang meliputi keseluruhan komponen misalnya uji kamera, uji performa, dan uji ketahanan smartphone pada berbagai kondisi,” kata dia.
Tahapan-tahapan ini, menurut Dodik, sesuai dengan standar global dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk, keamanan dan kepuasan pengguna, juga untuk memenuhi kebutuhan konsumen smartphone di Indonesia.
Terkait regulasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) pemerintah, sejak awal 2017, Vivo Smartphone telah mencapai persentase TKDN sebesar 32 persen yang melampaui standar nasional 30 persen yang ditetapkan oleh pemerintah. [gni]