Sekjen PKB sebut survei kepuasan publik Soeharto tertinggi tak masuk akal

Merdeka.com – Sekjen PKB Abdul Kadir Karding mengkritik hasil survei Indo Barometer yang menyatakan masa kepemimpinan Presiden Soeharto paling baik dalam kepuasan publik. Sebagai mantan aktivis yang pernah merasakan Orde Baru, menurutnya, survei tersebut tidak masuk akal.

BERITA TERKAIT

“Saya kira itu satu hal yang tidak masuk akal. Kami merasakan betul betapa menderitanya hidup kita ketika itu, menderita dari sisi ekonomi, tertekan secara politik,” ujar Karding di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/5).

Menurutnya, kondisi negara saat itu kacau karena salah satunya dilanda korupsi. Bahkan lebih parah dari masa sekarang, karena tidak ada yang berani memunculkan isunya ke publik.

“Jangan salah bahwa zaman itu korupsinya juga lebih besar, cuma tidak ada survei soal korupsi, tidak ada publikasi karena semua orang takut,” kata dia.

Karding meminta agar publik diberikan informasi yang benar terkait masa Orde Baru. Menurutnya, seburuk-buruknya era pascareformasi, jauh lebih baik kondisinya ketimbang masa Orde Baru.

“Kita jangan lakukan penyesatan apapun demokrasi reformasi, supremasi sipil jauh lebih baik, dengan segala kekurangan yang masih butuh kita benahi,” tutupnya.

Sebelumnya, Indo Barometer merilis survei bertajuk ‘Evaluasi 20 Tahun Reformasi’ dalam rangka memperingati 20 reformasi. Dengan takaran kepuasan publik, Presiden ke-2 Soeharto menempati posisi tertinggi dibandingkan presiden yang lain.

Soeharto menduduki posisi pertama dengan presentasi 32,9 persen. Disusul Presiden pertama Soekarno dengan presentase 21,3 persen. Posisi ketiga ditempati oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo dengan nilai 17,8 persen.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan salah satu alasan kenapa Soeharto bisa tertinggi, karena dianggap perekonomian dan kehidupan sosial lebih baik. “Bisa dilihat kan sekarang penilaian publik yang menurun adalah sektor perekonomian rakyat dan sosialnya,” ucapnya. [dan]