Kemenhub gelontorkan Rp 79,9 miliar bangun 6 rute KA perintis

Merdeka.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian menandatangani kontrak untuk membangun enam rute kereta api perintis di tahun sebesar Rp 79,9 miliar. Tujuannya, untuk memperbaiki layanan transportasi kereta api dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat dan untuk membantu mobilitas masyarakat.

“Sore ini kita baru saja menyaksikan penandatanganan kontrak angkutan perintis untuk 6 rute. Ini ketiga kalinya, PSO (subsidi) diberikan selesai akhir 2017. Mudah-mudahan ini bisa lancar,” ujar Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (19/1).

Zulfikri mengatakan dana tersebut menurun 18,92 persen dari alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp 98,5 miliar. Menurutnya, hal ini dikarenakan penyerapan tahun lalu kurang maksimal, yakni hanya 85 persen. Sehingga perlu adanya optimalisasi anggaran di tahun 2018.

“Namun, jumlah penumpang meningkat, itu karena efisiensi KAI Kami berharap KAI sebagai operator kereta api perintis dapat menjaga dan bahkan memperbaiki pelayanan transportasi kereta api perintis dengan menjaga prioritas keselamatan,” katanya di Kementerian Transportasi, Jakarta, Jumat 19/1).

Tercatat, jumlah penumpang kereta perintis di tahun 2017 mencapai 1,43 juta penumpang atau sebesar 45,77 persen. Meningkat dari tahun 2016 dengan total penumpang mencapai 1,28 juta penumpang atau sebesar 39,85 persen.

Enam kereta perintis tersebut di antaranya, KA Perintis Aceh dengan jalur Kreung Mane-Bungah-Kreung Geukeuh sepanjang 11,35 kilometer dengan nilai kontrak 2018 sebesar Rp 16,9 miliar, dengan frekuensi 10 KA per hari dan daya dukung 192 orang per kereta.

Kereta Perintis Sumatera Barat (Ana Valley Railway) dengan persimpangan Lubuk Alung Kayu Tanam sepanjang 20,34 km dengan nilai kontrak Rp 11,4 miliar, dengan frekuensi 4 KA per hari dan daya dukung 180 orang per kereta api.

KA Kintalai Selatan (KA Kertalaya) dengan penyeberangan Kertapati Inderalaya sepanjang 26 km dengan nilai kontrak Rp 4,29 miliar, frekuensi 2 KA per hari dan kapasitas 292 orang per kereta.

Kereta Perintis Jawa Barat (KA Siliwangi) dengan 27.237 km layanan Sukabumi Cianjur dengan nilai kontrak Rp 15,7 miliar, frekuensi 6 KA per hari dan daya dukung 472 orang per kereta.

Kereta Perintis Jawa Tengah (Kara Batara Kresna) dengan silang layanan Purwosari Sukoharjo Wonogiri sepanjang 36,67 km dengan nilai kontrak Rp 10 miliar, frekuensi 4 KA per hari dan daya dukung 117 orang per kereta.

Penugasan angkutan KA Perintis Jawa Timur (KA Jenggala) dengan 31,85 km Mojokerto Tarik Tulangan Sidoarjo dengan nilai kontrak Rp 21,4 miliar, frekuensi 10 KA per hari dan daya dukung 266 train orang.

Zulfikri berharap ke depan pelaksanaan perkeretaapian perintis dapat terus berdampak pada ekonomi lokal, sebuah peningkatan daya beli. Sehingga status perkeretaapian perintis bisa berubah, dan dana tersebut bisa dialokasikan untuk perkeretaapian perintis di luar 6 penyeberangan.

“Pelaksanaan angkutan kereta perintis sendiri merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan angkutan massal yang nyaman dan terjangkau. Untuk itu, pemerintah menugaskan KAI sebagai penyelenggara sebagaimana yang tertuang dalam keputusan perhubungan,” tuturnya. [azz]